Selasa, 03 November 2009

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APPENDICITIS

A. KONSEP DASAR APPENDICITIS
1.Pengertian
Appendiksitis adalah peradangan pada appendiks vermiformis yang merupakan kasus gawat darurat abdomen.

2.Epidemiologi
Appendicitis merupakan kasus bedah yang banyak dijumpai, saat ini termasuk
penyakit akut abdomen. Dari laporan Rumah Sakit Sanglah Denpasar padatahun
2007 menunjukkan angka kejadian yang cukup tinggi( ) .Tingginyaangkakejadian ini ada kaitannya dengan prilaku dan gaya hidup masyarakat kita saat ini seperti pola makan yang tidak teratur, aktivitas yang kurang dan lainnya.

3. Etiologi
Adanya penyumbatan pada lumen yang dapat disebabkan oleh :
- Hiperplasia dari folikel limfoid
- Adanya leukosit dalam lumen appendiks
- Adanya benda asing seperti cacing ascaris
- Striktur karena fibrosis

4. Patofisiologi
Faktor utama penyebab appendiksitis adalah obstruksi lumen yang diikuti dengan infeksi oleh bakteri. Bila ada obstruksi yang lebih jarang adalah batu, tumor, cacing parasit lain, infeksi virus atau benda asing lain yang mengakibatkan pembengkakan jaringan limfoid, sekret mukus yang terus menerus yang menyebabkan appendiks teregang dan terbendung menyebabkan dinding appendiks oedema serta merangsang tunika serosa dan peritoneum visceral. Oleh karena persarafan appendiks sama dengan usus yaitu torakal maka rangsangan ini dirasakan sebagai rasa sakit di sekitar umbilikus. Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri dan menjadi nanah yang menyebabkan apendik semakin meregang kemudian timbul gangguan aliran vena sedangkan arteri belum terganggu. Peradangan yang meluas dan mengenali peritoneum parietal setempat sehingga menimbulkan rasa nyeri di kanan bawah.

5. Klasifikasi Appendiksitis
a. Appendiksitis supuratif akut
b. Appendiksitis gangrenosa
c. Appendiksitis perforasi
d. Appendiksitis infiltrat
e. Appendiksitis abses
f. Appendiksitis kronik dan akut



6. Gejala Klinik
- Nyeri samar-samar dan merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium di sekitar umbilikus
- Mual dan kadang muntah
- Nafsu makan menurun
- Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik Mc Burney sehingga nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas berupa nyeri tekan dan nyeri lepas pada regio iliaka dekstra
- Kadang tidak ada nyeri epigastrium tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita memerlukan obat pencahar
- Demam sekitar 37,5 C – 38,5 C


7. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi :
1. Klien tampak kesakitan dan bertambah berat jika disuruh menekuk kaki kanan
2. Pergerakan klien yang sangat hati – hati terutama pada yang akut
3. Bila berbaring kaki kanan sedikit ditekuk

b. Auskultasi : penurunan peristaltic usus
c. Palpasi :
1. Temperatur badan hangat
2. Nyeri lepas di daerah Mc. Burney yang menjalar ke seluruh perut
d. Auskultasi :

8. Pemeriksan penunjang :
A Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan leukositosis ,untuk menegakkan
diagnose pada perforasi terjadi peningkatan leukosit yang tinggi antara 10.000 – 18.000 /mm3
a. Pemeriksaan urine rutin untuk membedakan appendiksitis dengan kelainan di saluran kencing
b. Foto Rontgen/ USG ; ditemukan gambaran tumpukan masa di umbai cacing

9. Kreteria Diagnosis










10. Penatalaksanaan
Pada appendiksitis pengobatan yang paling baik adalah operasi appendiktomy. Dalam waktu 48 jam operasi harus telah dilakukan atau bila tidak mungkin maka dilakukan tindakan konservatif. Penderita diobservasi, istirahat total dalam posisi fowler, beri antibiotik dan beri makanan yang tidak merangsang peristaltik.
Tindakan pre operatif : penderita dirawat, berikan antibiotik dan kompres untuk menurunkan suhu tubuh penderita, bila terlihat adanya gangguan keseimbangan air maka segera diberikan cairan parenteral seperti Na Cl 0,9 % dan Glukosa 5%. Daerah perut bawah dan pubis dibersihkan dan dicukur. Premedikasi diberikan 30 menit sebelum operasi.
Tindakan operatif : Appendiktomy
Tindakan Post Operatif : observasi tanda vital, penderita dikatakan baik dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Selama itu puasa sampai fungsi usus normal kemudian berikan minum sedikit, keesokan harinya diberikan makanan saring, hari berikutnya makanan lunak dan mobilisasi dini dilakukan satu hari pasca bedah.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada pasien
a.Pre appendiktomy adalah :
Data subyektif :
1. Nyeri daerah pusar menjalar kedaerah perut kanan bawah
2. Mual, muntah , kembung
3. tidak nafsu makan
4. tungkai kanan tidak dapat diluruskan
5. Diare atau konstipasi
Data obyektif
1. Nyeri tekan di titik Mc.burney
2. Peningkatan suhu tubuh 38 - 38,5Âșc
3. Spasme otot
4. Takhikardi, takipnea
5. pucat, gelisah
6. Bising usus berkurang atau tidak ada
b. Data post op Appendictomy
Data Subyektif
1. Nyeri daerah operasi
2. Lemas
3. Haus
4. Mual, kembung
5. pusing
Data Obyektif
1. Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen
2. Terpasang infuse
3. Bising usus berkurang
4. Selaput mukosa mulut kering


2. Diagnosa Keperawatan
1. Keterbatasan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d post appendiktomy
3. Gangguan rasa aman (cemas) b/d pembedahan atau kurangnya pengetahuan
4. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan b/d intake kurang
5. Resiko terjadi infeksi b/d perawatan luka yang kurang steril

Pohon Masalah :

3. Perencanaan
a Keterbatasan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah
Rencana Tindakan :
1. Rubah posisi secara perlahan
2. Anjurkan mobilisasi dini
3. Monitor vital signs
4. Bantu memenhui kebutuhan sehari-hari
b.Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d pre / post appendiktomy
Rencana Tindakan :
1. Evaluasi atau monitor perkembangan nyeri dengan
melihat ekpresi wajah dan skala nyeri
2. Ukur vital sign
3. Atur posisi semi fowler
4. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
5. Kolabrasi dalam pemberian analgetik
c. Gangguan rasa aman (cemas) b/d pembedahan atau kurangnya pengetahuan
Rencana Tindakan :
1.Beri penjelasan tentang penyakitnya
2.Memberitahukan pasien tentang pengobatan dan
perawatan yang diberikan
3.Beri dorongan secara psikologis
d. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan b/d
intake kurang
Rencana Tindakan ;
1.Catat intake dan output
2.Monitor tanda vital
3.Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral




e. Resiko terjadinya infeksi b/d perawatan luka yang kurang steril
Rencana Tindakan :
1.Observasi tanda-tanda infeksi
2.Pertahankan tindakan pencegahan dengan tehnik septik aseptik
1. Pantau tanda-tanda vital
2. Rawat luka dengan steril
3. Kolaborasi dengan pemberian antibiotik

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana tindakan yang telah di susun dalam rencana perawatan. Pelaksanaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan keperawatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

c. Evaluasi
Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi terhadap keberhasilan dari perencanaan dan pelaksanaan perawatan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak