Selasa, 19 Januari 2010

Glaukoma

GLAUKOMA
PENGERTIAN
Glukoma adalah suatu keadaan pada mata dimana terjadi peningkatan tekanan intraokuler yg bila cukup lama dan tekanannya cukup tinggi dapat menyebabkan kerusakan anatomis dan fungsional.
ETIOLOGI
Untuk glukoma tidak ada penyebab yang spesifik, namun ada bberapa actor resiko yang dapat mengarah pada glukoma, anatara lain :
Tekanan darah tinggi
Usia > 45 tahun
Keluarga mempunyai riwayat glukoma
PATOFISIOLOGI
Cairan bilik mata yang dihasilkan oleh epitel badan siliar akan masuk ke dalam bilik mata belakang dan berjalan melalui pupil ke bilik mata depan. Cairan bilik mata keluar dari bola mata melalui anyaman traberkulum dlm kanal Sclhemm yang terletak disudut bilik mata. Dari kanal Schlemm yang melingkar di sekeliling sudut bilik mata cairan mata keluar melalui kanal kolektor dan masuk kedalam pembuluh darah vena episklera. Tekanan intra okuler akan naik bila :
Badan siliar memproduksi terlalu banyak cairan mata sedang pengeluarannya pd anyaman traberkulum normal (glukoma hipersekresi)
Hambatan pengaliran pd pupil waktu pengaliran cairan dr bilik mata belakang ke bilik mata depan
Pengeluara di sudut bilik mata terganggu
Jadi bola mata yang dimasuki air terlallu banyak tdk akan meledak tetapi akan menggelembung didaerah yang paling lemah pd papil (mangkok) optic atau pd sclera tmp saraf optic keluar. Bila tekanan bola mata naik, serabut saraf akan tertekan dan rusak serta mati. Kematian sel akan mengakibatkan hilangnya penglihatan yang permanen.
KLASIFIKASI GLUKOMA
Glukoma primer
Dimana penyebabnya tdk diketahui, dibagi atas dua bentuk :
Glukoma sudut terbuka (glukoma kronik)
Gukoma sudut tertutup (glukoma sudut sempit)
Glukoma sekunder
Timbul akibat kelainan dlm bola mata yang dpt disebabkan oleh:
Kelainan lensa, katarak imatur dan hipermatur, dan dislokasi lensa
Kelainan uvea, uveitis anterior
Trauma, hifemia dan inkarserasi iris
Pasca bedah, blockade pupil, goniosinekia
Glukoma congenital
Congenital primer, dng kelainan kongenital lain
Infantile, tanpa kelainan congenital lain
MANIFESTASI KLINIK
Ada keluha penglihatan kabur/ tdk jelas
Rasa sakit kepala bisa sampai berat
Rasa mual dan muntah
PENATALAKSANAAN MEDIK
Pemeriksaan diagnostic :
Tonometri untuk mengukur tekanan bola mata
Perimetri untuk pemeriksaan lapang pandang
Gonioskopi untuk melihat sudut bilik mata
Oftalmoskopi untuk memeriksa saraf optic
PENGKAJIAN
Anamnesis
Apakah ada keluarga yang menderita glukoma
Riwayat medis dan pribadi (biodata pasien termasuk usia)
Pemeriksaan fisik
Neurosensori
Ada gangguan penglihatan/ kabur
Tampak lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar
Kehilangan penglihatan perifer
Fotofobia
Pupil menyempit dan merah
Mata keras dgn kornea berawan
Ada peningkatan air mata
Makanan cairan
Ada mual dan muntah
Nyeri/ kenyamanan
Nyeri tiba-tiba / menetap atau tekanan pd dan sekitar mata, sakit kepala
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Gangguan persepsi sensori : penglihatan b/d penurunan ketajaman lapang penglihatan
Tujuan : pasien dpt mempertahankan lapang penglihatan tanpa kehilangan
lebih lanjut
Intervensi :
Pastikan derajat/ tipe kehilangan penglihatan
R/ mempengaruhi harapan masa depan pasien dan pilihan intervensi
Dorong ekspresi perasaan ttg kehilangan/ kemungkinan kehilangan penglihatan
R/ sementara intervensi dini mencegah kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan/ mengalami pengalaman kehilangan penglihatan sebagian atau total
Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tdk salah dosis
R/ mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut
Lakukan tindakan untuk membantu pasien mengalami keterbatasan penglihatan, seperti kurangi kekacauan, atur perabot, ingatka memutar kepala ke subjek yang terlihat, perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam
R/ menurunkan bahaya keamanan b/d perubahan lapang pandang atau kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil thd sinar lingkungan
Kolaborasi obat sesuai indikasi, contoh Pilokarpin Hidroklorida
R/ obat miotik topical ini menyebabkan konstriksi pupil, memudahkan keluarnya akueus humor
Kolaborasi bedah sesuai indikasi, contoh Siklodialisis
R/ memisahkan badan siliar dr sclera untuk memudahkan aliran keluar akueus humor.
2.Ansietas b/d perubahan status kesehatan
Tujuan : pasien menunjukan tingkat kecemasan menurun
Intervensi :
Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri atau timbulnya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini
R/ factor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, potensial siklus insietas, dan dapat mempengaruhi upaya medik untuk mengontrol TIO
Berikan info yang akurat dan jujur
R/ menurunkan ansiets b/d ketidak tahuan / harapan yang akan datang dan memberikan dasar fakta untuk membuat pilihan info ttg pengobatan
Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan
R/ memberi kesempatan pasien menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan masalah
Identifikasi sumber pendukung
R/ memberikan keyakinan bhw pasien tdk sendiri dlm menghadapi masalah.
3.Kurang pengetahuan b/d kurang memahami kondisi, prognosis dan pengobatan
Tujuan : pasien menyatakan pemahamannya ttg kondisi, prognosis dan
Pengobatan
Intervensi :
Tunjukan teknik yang benar untuk pemberian tetes mata, dan izinkan pasien mengulang tindakan
R/ meningkatkan keefektifan pengobatan. Memberikan kesempatan pasien menunjukan kompetensi dan menanyakan pertanyaan
Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, diskusikan obat yang harus dihindari dan kelebihan pemakaian steroid topical
R/ penyakit ini dapat di control dan mempertahankan konsistensi program obat adalah control vital. Beberapa obat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan TIO dan potensial kehilangan penglihatan tambahan
Identifikasi efek samping pengobatan
R/ dapat mempengaruhi rentang dari ketidak nyamanan sampai ancaman kesehatan berat
Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup
R/ pola hidup tenang menurunkan respon emosi thd stres, mencegah perubahan okuler yang mendorong iris kedepan, yang dpt mencetuskan serangan akut
Dorong menghindari aktifitas berat
R/ dpt meningkatkan TIO yang mencetuskan serangan akut
Diskusikan pertimbangan diet, spt makanan berserat
R/ mempertahankan konsistensi feses untuk menghindari konstipasi
Tekankan pentingnya periksa rutin
R/ untuk mengawasi kemajuan penyakit dan memungkinkan intervensi dini dan mencegah kehilangan penglihatan lanjut

Selasa, 03 November 2009

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APPENDICITIS

A. KONSEP DASAR APPENDICITIS
1.Pengertian
Appendiksitis adalah peradangan pada appendiks vermiformis yang merupakan kasus gawat darurat abdomen.

2.Epidemiologi
Appendicitis merupakan kasus bedah yang banyak dijumpai, saat ini termasuk
penyakit akut abdomen. Dari laporan Rumah Sakit Sanglah Denpasar padatahun
2007 menunjukkan angka kejadian yang cukup tinggi( ) .Tingginyaangkakejadian ini ada kaitannya dengan prilaku dan gaya hidup masyarakat kita saat ini seperti pola makan yang tidak teratur, aktivitas yang kurang dan lainnya.

3. Etiologi
Adanya penyumbatan pada lumen yang dapat disebabkan oleh :
- Hiperplasia dari folikel limfoid
- Adanya leukosit dalam lumen appendiks
- Adanya benda asing seperti cacing ascaris
- Striktur karena fibrosis

4. Patofisiologi
Faktor utama penyebab appendiksitis adalah obstruksi lumen yang diikuti dengan infeksi oleh bakteri. Bila ada obstruksi yang lebih jarang adalah batu, tumor, cacing parasit lain, infeksi virus atau benda asing lain yang mengakibatkan pembengkakan jaringan limfoid, sekret mukus yang terus menerus yang menyebabkan appendiks teregang dan terbendung menyebabkan dinding appendiks oedema serta merangsang tunika serosa dan peritoneum visceral. Oleh karena persarafan appendiks sama dengan usus yaitu torakal maka rangsangan ini dirasakan sebagai rasa sakit di sekitar umbilikus. Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri dan menjadi nanah yang menyebabkan apendik semakin meregang kemudian timbul gangguan aliran vena sedangkan arteri belum terganggu. Peradangan yang meluas dan mengenali peritoneum parietal setempat sehingga menimbulkan rasa nyeri di kanan bawah.

5. Klasifikasi Appendiksitis
a. Appendiksitis supuratif akut
b. Appendiksitis gangrenosa
c. Appendiksitis perforasi
d. Appendiksitis infiltrat
e. Appendiksitis abses
f. Appendiksitis kronik dan akut



6. Gejala Klinik
- Nyeri samar-samar dan merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium di sekitar umbilikus
- Mual dan kadang muntah
- Nafsu makan menurun
- Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik Mc Burney sehingga nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas berupa nyeri tekan dan nyeri lepas pada regio iliaka dekstra
- Kadang tidak ada nyeri epigastrium tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita memerlukan obat pencahar
- Demam sekitar 37,5 C – 38,5 C


7. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi :
1. Klien tampak kesakitan dan bertambah berat jika disuruh menekuk kaki kanan
2. Pergerakan klien yang sangat hati – hati terutama pada yang akut
3. Bila berbaring kaki kanan sedikit ditekuk

b. Auskultasi : penurunan peristaltic usus
c. Palpasi :
1. Temperatur badan hangat
2. Nyeri lepas di daerah Mc. Burney yang menjalar ke seluruh perut
d. Auskultasi :

8. Pemeriksan penunjang :
A Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan leukositosis ,untuk menegakkan
diagnose pada perforasi terjadi peningkatan leukosit yang tinggi antara 10.000 – 18.000 /mm3
a. Pemeriksaan urine rutin untuk membedakan appendiksitis dengan kelainan di saluran kencing
b. Foto Rontgen/ USG ; ditemukan gambaran tumpukan masa di umbai cacing

9. Kreteria Diagnosis










10. Penatalaksanaan
Pada appendiksitis pengobatan yang paling baik adalah operasi appendiktomy. Dalam waktu 48 jam operasi harus telah dilakukan atau bila tidak mungkin maka dilakukan tindakan konservatif. Penderita diobservasi, istirahat total dalam posisi fowler, beri antibiotik dan beri makanan yang tidak merangsang peristaltik.
Tindakan pre operatif : penderita dirawat, berikan antibiotik dan kompres untuk menurunkan suhu tubuh penderita, bila terlihat adanya gangguan keseimbangan air maka segera diberikan cairan parenteral seperti Na Cl 0,9 % dan Glukosa 5%. Daerah perut bawah dan pubis dibersihkan dan dicukur. Premedikasi diberikan 30 menit sebelum operasi.
Tindakan operatif : Appendiktomy
Tindakan Post Operatif : observasi tanda vital, penderita dikatakan baik dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Selama itu puasa sampai fungsi usus normal kemudian berikan minum sedikit, keesokan harinya diberikan makanan saring, hari berikutnya makanan lunak dan mobilisasi dini dilakukan satu hari pasca bedah.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada pasien
a.Pre appendiktomy adalah :
Data subyektif :
1. Nyeri daerah pusar menjalar kedaerah perut kanan bawah
2. Mual, muntah , kembung
3. tidak nafsu makan
4. tungkai kanan tidak dapat diluruskan
5. Diare atau konstipasi
Data obyektif
1. Nyeri tekan di titik Mc.burney
2. Peningkatan suhu tubuh 38 - 38,5ºc
3. Spasme otot
4. Takhikardi, takipnea
5. pucat, gelisah
6. Bising usus berkurang atau tidak ada
b. Data post op Appendictomy
Data Subyektif
1. Nyeri daerah operasi
2. Lemas
3. Haus
4. Mual, kembung
5. pusing
Data Obyektif
1. Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen
2. Terpasang infuse
3. Bising usus berkurang
4. Selaput mukosa mulut kering


2. Diagnosa Keperawatan
1. Keterbatasan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d post appendiktomy
3. Gangguan rasa aman (cemas) b/d pembedahan atau kurangnya pengetahuan
4. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan b/d intake kurang
5. Resiko terjadi infeksi b/d perawatan luka yang kurang steril

Pohon Masalah :

3. Perencanaan
a Keterbatasan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah
Rencana Tindakan :
1. Rubah posisi secara perlahan
2. Anjurkan mobilisasi dini
3. Monitor vital signs
4. Bantu memenhui kebutuhan sehari-hari
b.Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d pre / post appendiktomy
Rencana Tindakan :
1. Evaluasi atau monitor perkembangan nyeri dengan
melihat ekpresi wajah dan skala nyeri
2. Ukur vital sign
3. Atur posisi semi fowler
4. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
5. Kolabrasi dalam pemberian analgetik
c. Gangguan rasa aman (cemas) b/d pembedahan atau kurangnya pengetahuan
Rencana Tindakan :
1.Beri penjelasan tentang penyakitnya
2.Memberitahukan pasien tentang pengobatan dan
perawatan yang diberikan
3.Beri dorongan secara psikologis
d. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan b/d
intake kurang
Rencana Tindakan ;
1.Catat intake dan output
2.Monitor tanda vital
3.Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral




e. Resiko terjadinya infeksi b/d perawatan luka yang kurang steril
Rencana Tindakan :
1.Observasi tanda-tanda infeksi
2.Pertahankan tindakan pencegahan dengan tehnik septik aseptik
1. Pantau tanda-tanda vital
2. Rawat luka dengan steril
3. Kolaborasi dengan pemberian antibiotik

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana tindakan yang telah di susun dalam rencana perawatan. Pelaksanaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan keperawatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

c. Evaluasi
Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi terhadap keberhasilan dari perencanaan dan pelaksanaan perawatan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak

Minggu, 16 Agustus 2009

MANAGEMENT NUTRITION FOR UNCONCIOUS PATIENTS WITH BRAIN INJURY TO IMPROVE ANTIBODY

Introduction :

Everyday we needs nutrition to growth and develop, and also for our energy nutrition such as glucose, protein and electrolyte. The most common problem that emerge on a perioperative patient is malnutrition. With giving an adequate nutrition will help recovery process and increasing bodies immunity to handle infection. Patient with brain injury and consciousness disorder will easily have a nutrition problem as an effect from neurological deficit and long bed rest.

Nursing Problem for Unconscious Patient :

1. Orthostatic pneumonia cause by micro atelectasis and sputum retention

2. Fluid and electrolyte defisite

3. Neuro muscular paralyse ( disphagia )

4. Gastrointestinal disorder

5. Gastric ulcer

6. Decubitus

Malnutrition Can Caused By :

1. Secondary effect from a long fasting

2. Large operation

3. Surgery complication that affect oral absorption and septic catabolism

The Effect of Malnutrition in Unconscious Patient :

1. Decreasing of immuno system on patients

2. Easy to have infection

3. Operation wound will be difficult to heal

4. Cerebral edema will be expandable to happen

Immuno system extremely depends on somebody nutrition status. The giving of ordinary nutrition would not be enough to accomplish bodies need, because of that, it is important to give a specific nutrition that able to modulated immuno response and increase bodies immunity.

Early feeding of immuno Enhancing formula cotaining

L-Arginine, L Glutamine and Fish oil has demonstrated :

- Lower risk of infection

- Shorter length of hospital stay

- Fewer days on ventilator

- Accelerates wound healing

Results of Nutrition Support Are :

- To maintain body mass ( muscle and organ )

- To accomplish metabolic needs

- To promotes wound recovery and to increase immuno system

Surgery Patient That Need Nutrition Support Are :

- Patient that already have a malnutrition, surgery action, traumatic, sepsis

- Patient that will have malnutrition risk

Patient Which Have Malnutrition Risk Are :

- Patient that can ‘t eat for more than five days

- Patient with nutrition increasing in their body

- Patient with digestive disturbance function

- Patient that have critical disease

- Patient that need intestinal rest for along period

Nutrition has given, specially through enteral route to get better out come . According to Moore ( 1992 ) TEN ( Total Enteral Nutrition ) can

prevent gastrointestinal mucosa atrophy, easy stress respon, maintains immuno competence, protect intestinal normal flora and relatively cheaper in financing.

TPN ( Total Parenteral Nutrition ) needed for a condition that digestive system can not be used, increasing of gastrointestinal function, recovery of preoperation patient that have 10-15% weight loss, patient that can not accomplish energy needs only with oral intake, nitrogen balancing disturbance, non terminal coma.

Formula for Clinical Needs Are :

- Diabetic ( high fibre, low sugar, high fat )

- Hepatic ( low protein ) Aminoleban

- Pulmonary ( high calory,high fat ) Pan Enteral

- Kidney ( high calory, low electrolyte ) Kidmin

- Immuno – Enhancing ( L- Arginin, glutamine, omega 3 )

To determine TPN, the important things is to follow the metabolism change that happen. Remember to begin it with slowly and low dosage, started with titration. The last target is to use total enteral, and always synchronize it with patient situation and condition.

The Types of Immuno Nutrition at Present Day Are :

1. L-Glutamine

- Muscle metabolism and growth

- Energy source for cells of the intestinal mucosa

- Immuno system : macrophage and lymphocyte

- Oxidative fuel for rapidly replicating cells

2. L-Arginine

- Accelerates wound healing

- Reduces translocation of bacteria

- As metabolic intermediate

- Improves immune system competence

3. Omega 3 fatty acid

- Mayor component of the cell membrane

- An immune modulating

- Anti inflammatory agents

- Prevents essential fatty acids deficiency

Arginine Function :

  1. Immunomodulation

- Lymphocytes increased : - Thymic weight increased

- Mitotic stimulation

- Improve neutrophyl function

- Induction macrophage

  1. Increased gut function

- Promote mucosal growth + repair

- Healing of gastric ulcer,by supporting polyamine synthesis gastrin level

  1. Wound Healing

- Increased collagen deposition causing scars tissue, increased wound

strength

- Muscle metabolism

- Neo bone and tendon cells

Glutamine Function

- Muscle metabolism and growth

- Energy source for cells of the intestinal mucosa

- Immune systems : - Macrophage

- Lymphocyte

- Precursor of antioxidant : Glutathione

- Precursor ornithine

- Can readly passé Blood Brain Barrier : As brain fuel

GABA

Prevention : Uremia

- The body need N but free N produce ammonia that causing

toxic to brain tissue

- In the liver : N + Glutamic acid produce urea causing excreted in

the urine

Omega 3 Fatty Acids

- Fatty acids : Major component of the cell membrane

- Involved in process :

- Vessel : Dilatation and constriction

- Inhibition and clotting

- Cell devision and growth

- High level in fish oil and rape seed ( canola oil )

Nutrition Support Can Give Away On :

- Enteral : Given on patient that not have peristaltic function disorder

- Parenteral : Given through central peripheral

The Need of Calory and Protein on Enteral Nutrition :

Calory

- Adult : 25 - 35 k cal /kg weigh / 24 hours

- Old – adult : 23 - 30 k cal /kg weigh / 24 hours

Protein

- Depends on patient condition, generally 0,6 – 1,8 g/ kg weigh / 24 hours

The Selection and Number of Formulas :

1. Generally the formula contains 1 k cal / cc, if limited number was used,

it can also contains 1,5 – 2 k cal / cc

2. Fibrous or not fibrous, factory made formula containing fiber that can

loose on water

3. Contains protein, factory made formula, protein made casein soya and

eggs

4. Fat, normally fat composition contains 30 – 40 % from the daily need

5. Electrolyte,ideally before enteral nutrition was given, it has to be check

the containing of k, Na,Cl,Mg,Ca and phosphor

6. Vitamin and trace elements

Use Direction :

1. Bollus, contains 250 – 300 cc, given 5 – 8 times on more and 10 minutes

speed

2. Giving continue on 24 hours, which can give through the drip or using

pump nutrition

Complication :

1. Aspiration

2. Vomiting

3. Diarhoea

4. Obstipation

5. Dehidration

Nutrition Parenteral :

Use Indication :

1. Patient that can not allowed to use digestive system as a nutrition path

2. Patient with very high nutrition need

Types of Liquid Are :

1. Perypheral :

- Dextrose 5%

- Martos 10 %

- Pan amin G 2,8%

2 Central :

- Dextrose 20 %

- Triofusin 1000

- Amiparen

- Aminofel, aminofusin

SUMMARY

It is very important, to use nutrition enhancing on unconsciousness patient. Malnutrition can cause the increasing of clinical recovery cost, instead of worst condition because of the complication on a patient, so that it needs more day for clinical recovery, Which can increase clinical recovery cost . A good cooperation between doctor, nurse, family and hospital as a facilities supplier will result an optimal nursing for the patient.